Bekerja dalam Sudut Pandang Ika Natassa dan Ayu Kartika Dewi


Kak Ayu dan Kak Ika pada acara talk show DJKN Youth Conference

Saya diberi kesempatan untuk mendatangi acara DJKN Youth Conference 2018. Acara bertemakan “Towards DJKN 2045: Hand in Hand for a Distinguished Asset Management”. Sangat takjub melihat betapa DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) fokus mengadakan acara khusus untuk milenial DJKN se-Indonesia, membuat kelas-kelas non formal untuk kanal informasi dan pembelajaran dari luar bagi kawula muda.

Nah, kebetulan dari seluruh rangkaian acaranya, saya hanya menghadiri talk shownya. Sebagai pembicara, datang Kak Ika Natassa dan Kak Ayu Kartika Dewi. Ya betul! Kak Ika disini adalah bankir sekaligus penulis buku roman yang karyanya selalu laris manis di pasaran. Sementara itu, Kak Ayu adalah co-founder beberapa organisasi non profit, salah satunya adalah Sabang Merauke (Seribu Anak Bangsa Merantau Untuk Kembali), sebuah proyek pertukaran pelajar antardaerah Indonesia dengan tujuan utama merawat toleransi dan mengenalkan keberagaman.

Kali ini mereka berdua datang bukan untuk promosi diri tapi untuk menceritakan pengalaman kerja. Jujur untuk urusan buku, buku kak Ika not my cup of tea tapi untuk urusan etos kerja, pengalamannya selama 18 tahun di Bank Mandiri tidak perlu diragukan lagi. Kak Ayu pun, sudah makan asam garam di korporasi sebelum mendirikan Sabang Merauke dan bekerja di Indika Foundation! Yuk mari disimak poin penting yang saya catat dari mereka~

Kak Ayu & Kak Ika

KAK IKA

1.  Buatlah pola pikir bahwa yang membayar gaji kita adalah stakeholder atau penerima layanan, sehingga kepuasan stakeholder adalah hal yang utama;

2.    Do nothing but be the best, maksudnya adalah upayakan usaha kita efisien dan efektif dalam bekerja;

3.     Ubah budaya kerja di kantor. Buat pegawai betah. Dengan betahnya pegawai, maka turn over rendah. Selain itu juga harus menghitung provitabilitas, jadi tiap-tiap unit berkontribusi seberapa besar untuk organisasi. Baik dari segi materi maupun non materi. Menurut saya, kalau di pegawai negeri resign tidak segampang itu, jadi bukan turn over rendah hasilnya, tapi peningkatan produktivitas pegawai;

4.  Menyusun strategi organisasi tidak hanya menggunakan angka dan data jumlah pegawai tapi harus melihat “kemampuan orangnya”. Ini yang buat saya paling nyess! Kata kak Ika “Doctor give judgement on patient not only based on lab result but really examined the patient” Perlakukan pegawai selayaknya manusia, bukan kumpulan angka/data. “Treat employees as a human being, not profit maker.” Bagaimana hidupnya, dimana dia, apa preferensi dan pendapatnya akan sebuat keputusan, serta privilege untuk mereka dengan penyakit khusus. Ketika itu diterapkan maka loyalitas dan kebanggaan terhadap organisasi akan meningkat. Pegawai akan bisa jaga diri, jaga teman, dan jaga korporasi tanpa ada ‘suudzon’. Bagaimana bisa pegawai bekerja baik, bila sistem gagal membuat pegawainya untuk cinta organisasi?;

5.  Dalam melihat kinerja, jangan hanya melihat dari result akhirnya saja. Lihatlah juga usaha pegawai tersebut mendapatkan hasil sampai titik itu;

6.   Atasan harus selalu lebih pintar dari bawahan, agar ketika ada permasalahan bisa menjelaskan dan solutif. Atasan yg lebih pintar juga akan lebih dihormati, bawahan respect;

7.  Harus ada mentoring culture. Tanpa mentoring, organisasi dilarang mengharapkan apa-apa dari pegawai. Bukan salahnya jika tidak bisa memenuhi ekspektasi, karena ybs tidak tahu ‘bagaimana caranya, apa maunya, apa tujuannya, sudah sejauh mana berjalan’. Konsep yang dianut Kak Ika adalah 1 hari mengajari, 2 bulan bekreasi sendiri. Repeat;

8.    Seringlah terjun di dalam satu situasi yang tidak nyaman. Hal tersebut akan mengatur ulang limit kita ke tingkatan yang lebih tinggi. You’ll amazed to achieve higher. Selain itu, jangan pernah melihat gender sebagai batasan, kesempatan itu selalu ada asal mampu;

9.   Sebelum memimpin orang lain, jadilah pemimpin untuk diri sendiri dulu. Latih Dynamic Thinking Capabilities sebelum implementasi kebijakan dalam kehidupan sehari-hari:
a)     Think again: analisa dulu, dimasak di kepala;
b)  Think ahead: pikirkan jauh ke depan bila terjadi kendala. Bukan hanya akibat dari keputusan utama tapi juga solusi dari kemungkinan-kemungkinan lanjutan yang bisa terjadi;
c)   Think across: pikirkan aspek-aspek yang terimbas dari keputusan yang diambil (multiplier effect).


Kak Ayu & Kak Ika

KAK AYU

1.   Ketika mempekerjakan orang, hal pertama yang harus dipikirkan adalah “Kita bakal oke nggak ya kalau orang ini nanti jadi BOS kita di masa depan?”;

2.  No feeding, but challenging. Dilarang bertanya! Harus datang dan memberi opsi serta penjabaran supaya diskusi antar atasan dan bawahan terjadi. Iklim bekerja tidak menjadi kebiasaan ‘tanya-tanya’ dan terjadi model TOP-DOWN terus-menerus. Wah, tbh menurut saya ini agak susah untuk ASN yang sudah ada ‘arahan atasan’. Kebanyakan semua ngikut aja, entah tidak mau mengambil resiko atau beban dari hasil usulnya, atau memang dari awal top-down karena atas-atas bodoamat dengan pemikiran pegawai akar rumput. Yah, semoga pegawai terbawah tidak terlalu diremehkan lah. Bisa jadi mereka muda, beda, dan berbahaya (dan penuh ide segar tentunya) eaaaa;

3.   Hilangkan boundaries. Setiap leaders harus punya sosial media sehingga bisa mengenal bawahannya secara personal sebagai human being;

4.  Jangan hidup dari stigma dan stereotyping. Yang paling penting dari manusia adalah itikad baik. Jangan sombong terhadap hal-hal primordial;

5. Tetap pertahankan unggah-ungguh, tapi belajarlah pola komunikasi yang baik. Jangan sampai kesungkanan menghalangi produktivitas. Pahami kredibilitas, misalnya ketika mengirim pesan di WhatsApp, mungkin tidak dunia nyata kita juga mengatakan hal yang sama seperti itu? Kapasitas kita dengan lawan bicara dalam berkomunikasi di dunia nyata harus disesuaikan/disamakan ketika menggunakan sosmed;

6.  Kita sebenarnya tidak butuh banyak uang untuk hidup bahagia. Lepaskan beberapa hal dan lakukan yang dekat di hati. Carilah ‘api’ itu untuk tetap hidup. Caranya temukan apa yang membuat kita bahagia atau marah, lalu jalani. Pilihan hidup setelahnya akan jauh lebih mudah;

7.   Be bold. Take the risk before you think you’re ready;

8.  Orang baik jangan diam saja, harus melakukan sesuatu. Keberanian itu diupayakan, tidak tiba-tiba datang sendiri.

Nah, itu dia poin-poin penting yang saya ambil dari Kak Ika dan Kak Ayu waktu talk show kemarin. Banyak bukan yang bisa dipelajari? Semoga menginspirasi kita semua dalam bekerja.

Bises à tous
Lame Selfie
p.s. I cropped my friend who stood on the left

Comments