Harapan?

Melihat kehidupan yang entahlah dengan tampang berantakan

    Beberapa orang mendoktrin dirinya sendiri dengan keras, bahasa kerennya hipnosis. Mungkin, itu juga yang saban hari saya lakukan. Mendidik mental supaya menjadi manusia yang tidak pernah berekspektasi.
    
    Bila disuruh memunculkan harapan untuk tahun mendatang, jujur, tak ada gambaran. Tahun ini saya jalani dengan resolusi, namun lebih tepat dilihat sebagai ambisi yang ingin dicapai ketimbang harapan. Ambisi itu terang, berwujud, “countable figures”. Sementara harapan, harapan itu seperti gelembung besar yang bisa mencakup apa saja.

    Bingung sekali dan sudah mengantuk (saya tidak perlu menegak miras untuk mabuk, karena saat mengantuk isi kepala sudah seperti fly) jadi mesti cepat-cepat menulisnya.

    Jangan terkejut karena harapan ini akan terlihat seperti gelondongan abstrak, lagipula tidaklah mungkin saya menulis resolusi rinci remaja paruh-baya di situs ini, akan sangat tidak menarik dan mengundang hina-dina. Anyway~ Bunch of people hate list, so here we go ruins their expectation..

1.       Cruelty-free/Free Animal Testing/Vegan Cosmetic
Entahlah terdengar muluk atau tidak, tapi saya tidak tahan setelah melihat para binatang yang menderita hanya demi tes kelayakan sebuah produk kosmetik. Contohnya; produk berwarna merah dengan kandungan bernama “carmine”, ternyata warnanya didapat dari tumbukan kumbang/kepik merah. Saya sangat suka binatang (termasuk Riki! ular kebun kuning-gendut dekat lapangan tenis yang sudah 2 kali saya temui saat revaluasi aset), dan melihat hewan kesakitan lalu dibunuh karena kosmetik sangat menyiksa. Perusahaan memakai kelinci, anjing, monyet, tikus dan babi untuk tes anti-komedo, sensitivitas, dan banyak hal. Harga kosmetik cruelty-free memang lebih mahal karena pengujian produknya memakai artificial skin, adapun risetnya lama karena tidak dites pada hewan. Saya akan mencoba berpindah haluan, sementara menghabiskan kosmetik yang tersisa.

2.       Mendengar Lebih Banyak
Saat ini sudah membiasakan mendengar lebih banyak (ketimbang bicara). Terkadang sebal juga mendapati orang yang hanya ingin didengar, namun ketika saya sudah hampir meledak mereka tiba-tiba hilang ke ceruk bumi (bergabung kembali bersama dajjal). Semoga semakin sabar mendengar (cocotan orang yang sejatinya tidak seru-seru amat), berpikir, baru merespon. Harus banyak belajar dari sekarang.

3.       Stop Testing The Water
Saya sangat suka bereksperimen dengan psikologi orang sekitar. Penanganan masing-masing orang berbeda, di kepala saya punya banyak sekali cara untuk menaklukan ego manusia, cara berkomunikasi, dan cara menyampaikan pendapat. Akan tetapi, kadang eksperimen ini menjadi senjata makan tuan, misalnya saja saya mencoba-coba cara yang jelas akan membuat orang marah besar dan ya begitulah tidak saling menyapa untuk selamanya.

4.       Kembali Menjadi Lacto-Ovo Vegetarian
Dulu, saya alergi daging merah, terkadang ikanpun juga membuat gatal. Rasanya enteng sekali badan makan makanan tanpa daging hewan, tapi masih makan telur, susu, dan madu. Saya ingin sekali kembali seperti dulu. Alergi dengan kombinasi bokek menghasilkan vegetarian kere. Perut setipis kertas tapi bugar bukan main, badan ringan bahkan dibuat skiping 500x setiap pagi tidak pernah encok.

5.       Tidak Mudah Percaya
Saya mudah percaya, kasihan, lalu sering ditipu. Hehe, bajinguk memang yang ngibulin. Hanya bisa mengumpat dalam beberapa waktu, tidak pernah bisa dendam sepenuh hati. Terima kasih untuk semua yang pernah menipu saya. Berkat kalian, lahir manusia baru yang skeptis dengan semua hal. Dan sekarang, hatinya keras bagai batu dan anti-abrasi.

6.       Tidak Menurunkan Kualitas Ekspor Demi Bersanding dengan KW-Society
Ya ini yang sering terpelatuque, tidak perlulah meladeni orang yang omongannya, perilakunya tidak dalam satu rentang IQ. Masalahnya meladeni orang bodoh sangat menggiurkan (seperti melihat papan ‘tampol si goblok-GRATIS!’). Sayangnya hal ini hanya membuat diri sendiri menjadi sama blegugnya. Sebaiknya, ya biarkan saja. Apatis sih, tapi biarin. Mendingan melakukan hal yang berfaedah dan berkumpul dengan teman yang satu level saja. Kalau bertemu dengan orang yang sudah joko sembung nggowo golok ya sudah tidak perlu pleased everybody dan fit society yang sudah jelas membuat downgrade, tinggalkan saja that fucking Joko Sembung.

7.       Tidak Ada Orang Ke-7
Enam orang teman terdekat dalam hidup adalah orang yang akan mempengaruhi masa depan (ini memang sudah rumus ilmiah kesuksesan menurut Robert Kiyosaki). Jadi, kalau teman begok semua, tidak memberi pelajaran baru, tidak saling mengisi dan cuma mindah Studio Ghibah dari Jepang ke sini, cuma mindah diskusi minceu Lambe-Turah dari IG ke dunia nyata, mending adios bitchacos. Teman seperti itu tidak akan membawa dirikyu yang berharga kemana-mana. Harus cari teman yang dengannya, bisa selalu belajar hal baru, menyuntik energi positif, ada-tidak sosoknya akan selalu jadi inspirasi. Ya, 6 orang teman yang bertumbuh, bukan 6 teman jelmaan ayam warna (enak diliat, tapi berisik dan nyusahin) dan tidak akan pernah ada orang ke-7. Hmm, sebelum mencari teman super, lebih baik menambah kapasitas otak dulu ya gak~

8.       Big People Talk About Ideas
Pernah dengar tidak? Small People Talk About People, Moderate People Talk About Systems, And Big People Talk About Ideas. Tidak bisa dipungkiri, pasti semua pernah menjadi small people. Akan tetapi, yang saya bicarakan disini adalah proporsinya. Membicarakan orang tidak bisa dihindari, tapi apa untungnya jika dilakukan sering-sering? Orang yang dibicarakan makin jelek juga kagak, adanya elu makin keliatan sirik tanda tamampu. Lebih baik membiasakan cari solusi, langah selanjutnya, atau deep talk, deep talk adalah proses kontemplasi bersama yang paling saya suka. Tapi ya tadi lawan bicaranya harus yang mau mendengar dan tidak boleh mau benar sendiri. Membicarakan ide menyenangkan, ideologi, rencana hidup, trial and error. Ah~

9.       Menjadi Manusia 5RW (Resik, Rapi, Rajin, Ringkas, Rawat, Whatsoever)
Sangat mustahil, karena pekerjaan domestik dalam hemat saya adalah hal paling membuang waktu di kehidupan. Saya tidak suka beberes karena itu membuang waktu, lebih baik membaca. Saya beberes ketika ada yang mau bertamu saja. Ini lho, selalu memikirkan kegunaan, ketimbang yang indah di mata. Mungkin kedepannya harus lebih rapi, mengatur jadwal bersih-bersih dalam periodisitas.

10.   GO CAPITALIST !!!
Ya, saya ingin jadi kapitalis. Tapi saya kapitalis yang peduli lingkungan, cinta hewan, serta humanis. Definisi kapitalis disini adalah pemilik modal, saya harap bisa konsisten dengan rentetan investasi yang sudah saya lakukan di tahun ini. Saya ingin kaya yang cukup, sehingga tidak perlu menggantungkan nasib pada orang lain. Saya tidak ingin bergantung pada siapapun dan apapun sehingga bisa bebas berdikari pakai standar nilai saya (koridor parameter bebas berdikari: tidak merampas hak orang).


Menjadi orang dengan obsessive compulsive disorder (OCD) sangat tidak nyaman, ingin menulis lagi tapi saya lebih sreg angka genap. Ya baiklah, sepuluh saja. Semoga ini bisa tercapai, harapan bulat-bulat abstrak ini. Resolusi untuk 2018 akan tetap saya buat, tentunya tidak dibagi. Doakan saja hidup ini akan membahagiakan seperti pantat corgi. (cfy)

Comments